My Blog List

Sunday, November 25, 2012

CARA PEMASANGAN BARU IUD


Oleh :Wahyu Erniaty,Amd.Keb 




IUD (Intra Uterin Device) atau diterjemahkan Alat Kontrasepsi Dalam rahim (AKDR) adalah alat kontrasepsi yang sederhana tetapi handal. IUD jenis CuT 380 dapat dipakai selama 10 tahun tanpa dilepas, merupakan pilihan kontrasepsi bagi banyak wanita yang belum memutuskan steril. Pelepasan ion copper akan mengganggu motilitas dan mematikan sperma, demikianlah cara kerjanya. Filosofi pemakaiannya adalah pasang dan lupakan. Berbeda dengan kontrasepsi lain seperti pil KB yaitu harus diingat setiap malam atau suntik KB yang harus diingat setiap 1 bulan atau 3 bulan.
 






        Banyak orang ingin ber-KB IUD tetapi tidak sedikit yang merasa takut saat pemasangannya. Yaitu membayangkan penggunaan alat cocor bebek (spekulum) saat memasukkan IUD. Metode memasang IUD secara konvensional adalahmemasang IUD saat selesai haid atau selesai nifas 40 hari. Saat pemasangan ini adalah saat yang terbaik. Ada kepastian pasien tidak sedang hamil, dan pada saat ini mulut rahim agak terbuka sehingga lebih mudah dan tidak sakit.
         Nyeri pemasangan IUD disebabkan karena usaha meloloskan IUD lewat serviks yang kaku dan sempit dan juga reaksi kram dari rahim saat penempatan IUD dalam rahim. Beberapa cara lain mengurangi sakit adalah dengan melunakkan serviks yang kaku dengan tablet misoprostol yang diletakkan di serviks beberapa jam sebelum pemasangan IUD. Dapat juga minum obat analgetik ibuprofen 30 menit sebelum pemasangan.
         Satu cara baru yang saat ini sedang digaungkan adalah memasang IUD saat melahirkan baik melahirkan normal maupun operasi sesar. Sebenarnya cara pemasangan ini pernah ditawarkan pada waktu yang lampau tetapi karena tidak didukung data penelitian yang memadai banyak ditinggalkan bahkan oleh para dokter kebidanan yang akan memasangkannya.
 
           Metode pemasangan ini dilakukan sesaat plasenta lahir, setelah dibersihkan rongga rahim dari sisa-sisa yang masih ada, ujung IUD diletakkan di puncak rahim. Tangan yang satu mendorong puncak rahim ke bawah tangan yang satu memegang IUD mendorong ke atas. Kontraksi rahim yang baik setelah persalinan akan memberikan kesempatan IUD tercekam oleh dinding rahim. bila ujung IUD diletakkan tepat di fundus uteri maka kemungkinan ekspulsi (keluar spontan) sangat kecil. Penelitian oleh Monika, Hanafi Waskito dan Hary Tjahjanto dari Bagian Obgin RS Dr. Kariadi/FK Undip Semarang tahun 2009-1010 menyimpulkan bahwa pemasangan IUD CuT380 pada persalinan pervaginam dan saat operasi sesar merupakan prosedur yang aman, efektif dan dapat ditoleransi.


No comments:

Post a Comment