KONTRASEPSI
IMPLANT
By : Tika Indah Primasari, Amd.Keb
Profil kontrasepsi Implant : 1) Dua kapsul tipis, fleksibel berisi
levonorgestrel (LNG) yang disisipkan di bawah kulit lengan atas seorang wanita,
2) Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau
Implanon, 3) Nyaman, 4) Dapat dipakai oleh semua Ibu dalam usia reproduksi, 5) Pemasangan
dan pencabutan oleh bidan/dokter terlatiH, 6) Kesuburan segera kembali setelah
implan dicabut, 7) Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur,
perdarahan bercak dan amenore , 8) Aman dipakai pada masa laktasi .
Jenis-jenis kontrasepsi Implant
a) NORPLANT terdiri dari 6 batang silastik
lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan
36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya adalah 5 tahun. b) IMPLANON terdiri dari
satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm.
yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. c) JADENA dan INDOPLANT terdiri dari 2 batang yang dilapisi
dengan 75 mg Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
Cara Kerja kontrasepsi Implant
yaitu : Lendir serviks menjadi kental, menggangu proses pembentukan endometrium
sehingga sulit terjadi implantasi, mengurangi transportasi sperma, menekan
ovulasi. Efektifitasnya Sangat
efektif (kegagalan 0,2 - 1 kehamilan per 100 perempuan). Beberapa keuntungan Kontrasepsi Implant antara lain :
1) Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (3 tahun untuk Jadena),
3) pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan, 4) tidak
memerlukan pemeriksaan dalam, 5) bebas dari pengaruh estrogen, 6) tidak
menggangu kegiatan senggama, 7) tidak menggangu ASI, 8) klien hanya perlu
kembali ke klinik bila ada keluhan, 10) dapat dicabut setiap saat sesuai dengan
kebutuhan.
Keuntungan non kontrasepsi
Implant yaitu : a) Mengurangi nyeri
haid, b) mengurangi jumlah darah haid, c) mengurangi/memperbaiki anemia, d)
melindungi terjadinya kanker endometrium, d) menurunkan angka kejadian kelainan
jinak payudara, e) melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang
panggul, f) menurunkan angka kejadian
endometriosis.
Keterbatasan kontrasepsi
Implant yaitu : kebanyakan klien dapat
menyebabkan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea,
atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea. Timbulnya keluhan-keluhan
seperti : 1) Nyeri kepala, peningkatan/penurunan berat badan, nyeri payudara,
mual-mual, 2) pening/pusing kepala, perubahan perasaan (mood) atau
kegelisahan, 3) membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan
pencabutan, 4) tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual
termasuk AIDS, 5) klien tidak menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini
sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan, 6)
efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat
epilepsy, 7) terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000
wanita pertahun).
Yang boleh menggunakan kontrasepsi
Implan : wanita dalam usia reproduksi,
telah atau belum memiliki anak, menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3
tahun untuk Jadena), menyusui dan membutuhkan kontrasepsi, pascapersalinan dan
tidak menyusui, pascakeguguran, tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak
kontrasepsi mantap, riwayat kehamilan ektopik, tekanan darah <180/110 mmHg,
dengan masalah pembekuan darah, atau amenia bulan sabit (sickle cell), tidak
boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen, sering lupa
menggunakan pil. Dan yang tidak boleh menggunakan
Implant aadalah : hamil atau diduga hamil, perdarahan pervaginan yang
belum diketahui penyebabnya, benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker
payudara, tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi, miom uterus
dan kanker payudara, gangguan toleransi glukosa.
Waktu mulai menggunakan kontrasepsi Implant sebagai berikut :
1) Setiap saat selama siklus haid hari ke-2
sampai hari ke-7. Tidak diperbolehkan metode kontrasepsi implant. 2) Insersi
dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila
diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan
seksual terlebih dahulu. 3) Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan
setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, jangan melakukan
hubungan seksual atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari. 4) Bila
menyusui antara6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan, insersi dapat
dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode
kontrasepsi lain. 5) Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid
kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan
seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari. 6)
Bila klien menginginkan kontrasepsi hormonal dan ingi menggantinya dengan implant,
insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tersebut tidak
hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar. 7) Bila
kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implant dapat diberikan
pada jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode kontraepsi
lain. 8) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali
AKDR) dan klien ingin menggantinya dengan implant, insersi dapat dilakukan
setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, tidak perlu menunggu
datangnya haid berikutnya. 9) Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dank lien
ingin menggantinya dengan implant, implant diinersikan pada saat haid hari ke-7
dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
metode kontrasepsi untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.
Intruksi untuk klien sebagai
berikut : 1) daerah insersi harus tetap dan bersih selama 48 jam pertama. Hal
ini bertujuan untuk mencegah infeksi pada luka insisi. 2) Perlu dijelaskan bahwa
mungkin akan terjadi sedikit rasa perih, pembengkakan, atau lebam pada daerah
insisi. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan. 3) Pekerjaan harian rutin tetap
dikerjakan. Namun, hindari benturan, gesekan, atau penekanan pada daera insisi.
4) Balutan penekan jangan dibukaselama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan
hingga luka sembuh (biasanya 5 hari). 5) Setelah luka sembuh, daerah tersebut
dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan yang wajar. 6) Bila ditemukan adanya
tanda-tanda infeksi seperti demam, peradangan, atau bila rasa sakit menetap
selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.
Informasi lain yang perlu diperlukan
yaitu :1) efek kontrasepsi timbul
beberapa jam setelah insersi dan berlangsung hingga 5 tahun bagi norplant dan 3
tahun bagi implanon, dan akan segera berakhir setelah pengangkatan. 2) Sering
ditemukan gangguan pola haid, terutama pada 6 sampai 12 tahun pertama. Beberapa
perempuan mungkin akan mengalami berhentinya haid sama sekali. 3) Obat-obat
tuberculosis ataupun obat epilepsi dapat menurunkan efektivitas implant. 4) Efek
samping yang berhubungan dengan implant dapat berupa sakit kepala, penambahan
berat badan, dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini tidak berbahaya dan
biasanya akan hilang dengan sendirinya. 5) Implant tidak melindungi klien dari
infeksi menular seksual, termasuk AIDS. Bila pasangannya memiliki resiko, perlu
menggunakan kondom untuk melakukan hubungan seksual.
Jadual kunjungan kembali ke klinik
adalah klien tidak perlu kembali ke klinik, kecuali ada masalah kesehatan atau
klien ingin mencabut implant. Klien dianjurkan kembali ke klinik tempat implant
dipasang bila ditemukan hal-hal sebagai berikut: amenorhae yang disertai nyeri
perut bagian bawah, perdarahan yang banyak dari kemaluan, rasa nyeri pada
lengan, luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah, ekspulsi dari batang
implant, sakitkepala hebat atau penglihatan menjadi kabur, nyeri dada hebat, dugaan
adanya kehamilan.
Peringatan khusus bagi pengguna kontrasepsi Implan apabila: a) terjadinya keterlambatan haid yang sebelumnya teratur, kemungkinan
telah terjadi kehamilan.b) Nyeri perut bagian bawah yang hebat, kemungkinan
terjadi kehamilan ektopik. c) Terjadi perdarahan banyak dan lama. d) Adanya
nanah atau perdarahan pada bekas insersi (pemasangan).e) Ekspulsi batang
implant. f) Sakit kepala migran, sakit kepala berulang yang berta, atau
penglihatan menjadi kabur
DAFTAR
PUSTAKA
( Prof. dr. Abdul Bari Saifudin, SpOG dkk : Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta, YAYASAN BINA
PUSTAKA SARWONO PRAWIROHARDJO, 2006. Halaman : 53-58)